Dengan kemampuan hebat dari smartphone zaman sekarang, dimana sebuah smartphone bisa digunakan untuk berbagai hal seperti browsing di internet, bermain game, bermedia sosial, chatting, dan sebagainya sudah bisa dipastikan kalau penggunanya akan secara terus-terusan menggunakan smartphonennya. Hal ini ditambah dengan penggunaan teknologi layar sentuh yang memberikan kemudahan dalam pengoperasian smartphone bagi penggunanya.
Dengan segala kehebatannya, bagaimanapun juga smartphone tetaplah barang yang didesain berukuran relatif kecil. Penggunaan secara terus menerus sudah bisa dipastikan akan cepat menguras daya listrik yang tersimpan dalam baterai yang ukurannya kecil itu.
Banyak mitos-mitos yang beredar seputar pengecasan baterai handphone/smartphone yang belum tentu benar diantaranya:
Mitos Tentang HP Baru yang Harus Di Charging 6 Jam Hingga 8 Jam
Jika anda beli HP baru, terkadng penjualnya menyarankan agar HP anda harus di-nonaktifkan sambil melakukan pengecasan baterai selama 6 jam hingga 8 jam agar kempampuany penyimpanan daya listrik pada baterai optimal bahkan ada yang mengatak agar baterai anda awet.Hal tersebut tidak benar. Dari pengalaman pribadi saya ketika membeli salah satu produk dari ASUS, saya hanya perlu melakukan pengecasan baterai hingga terisi 100% saja sesuai dengan BUKU PETUNJUK PEMAKAIAN. Banyak konsumen yang malas membaca buku petunjuk pemakaian yang digunakan dan "menelan mentah-mentah" apa yang disarankan oleh penjual. Padahal dengan membaca buku petunjuk tersebut konsumen akan tahu apa yang seharusnya dilakukan dan itu sudah sesuai dengan standar dari produsen.
Selain itu, Berdasarkan info dari AsianFanatics, ponsel saat ini menggunakan baterai tipe Lithium Ion. Sedangkan baterai yang harus dicharge selama 8 jam adalah jenis niCad yang digunakan pada ponsel tahun 1995 sampai 2000 dan setelah itu tidak digunakan lagi karena setidaknya digantikan oleh Lihium Ion. Alasan penggantian ini karena daya baterai yang kurang maksimal.
Kelebihan teknologi baterai dan sistem pengecasan zaman sekarang adalah anti-overcharge. Jadi, ketika baterai terisi 100% sudah dipastikan tidak akan terisi lagi.
Jangan Melakukan Charging Jika Belum 0%
Hal tersebut tidak benar. Beberapa produsen tidak menyarankan hal tersebut. Bisa diambil contoh dari BlackBerry (lagi-lagi pengalaman pribadi ketika melakukan service ), ketika daya baterai HP mencapai 0% dan tidak langsung dilakukan charging maka ketika anda melakukan charging daya baterai tidak akan mau terisi karena kondisi baterai tidak stabil (terutama yang berjenis Lithium -Ion). Kondisi itu disebut deep charging dikarenakan daya pada baterai benar-benar kosong.
Sebenarnya tidak menjadi masalah untuk melakukan pengisian daya ketika daya baterai yang tersisa masih diatas 70%. Untuk menjaga umur baterai agar tahan lama, jangan biarkan baterai HP anda habis total. Lebih baik nonaktifkan HP anda jika daya yang tersisa tinggal 5%.
Charger Merk Apapun Tidak Masalah, Pasti Bisa
Hal tersebut tidak benar. Faktanya, bagaimana pun juga, menggunakan Charger yang bukan peruntukannya tidaklah baik. Dalam buku petunjuk penggunaan HP yang produsennya bagus dan ternama selalu menghimbau untuk menggunakan Charger yang disarankan (charger resmi/asli). Salah satu alasannya adalah dikarenakan standar keamanan charger diluar yang disarankan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Efeknya bisa saja terjadi konsleting atau mengurangi daya tahan baterai secara jangka panjang.
Jangan Menggunakan HP Ketika Pengisi Daya (Charger) Tersambung
Sebaiknya baca dulu buku petunjuk HP anda. Banyak produsen mengatakan jika anda menggunakan charger/pengisi daya yang asli dan sesuai dengan perangkat HP anda, penggunaan HP ketika pengisi daya tersambung tidak bermasalah. Berbeda ceritanya jika anda menggunakan charger palsu yang, penggunaan HP ketika charging bisa mengakibatkan ledakan, kerusakan komponen, hingga sengatan listrik bagi penggunanya.
Jadilah konsumen yang baik, bacalah buku petunjuk penggunaan HP anda dengan cermat untuk menghindari hal-hal buruk. Jangan gunakan HP ketika berkendara dan ditempat-tempat yang dilarang.
*Artikel inti yang disajikan DI BAWAH NORMAL kali ini merupakan hasil terjemahan dan penyesuaian dari artikel Nicholas Garcia di Lifehack.org, dan berasal dari pengalaman pribadi juga.
wah..ternyata ada mitos-mitos juga..., dan banyak yg ga benar ya..
ReplyDelete